Aku ingat dulu ada temanku yang punya semboyan 'banyak teman banyak urusan'. Pertama tahu aku langsung berfikir,sombong banget ni orang,ga butuh teman kali ya?
Tapi, setelah mengalami banyak kejadian dan aku renungkan,semboyan itu ada benarnya. Mulai dari yang paling simple : dengan punya teman kita mengingat namanya :D kemudian kita menyapanya, bergaul denganya, menghormati dan menghargai pribadinya, mengenalnya, tau rumahnya, nomor telponnya, kenal keluarganya, tau hobinya, potensinya,menghiburnya saat sedih,meminjaminya catatan,menandatangankan absen, memperhatikan, mengantarnya pulang, menemaninya makan,belum lagi ngasih angpao kalau dia nikah dan banyak me-me yang lain. Itu baru 1 teman. Bayangkan kalo teman kita 10, 100, atau 1000 wuih banyak banget ya urusan kita??
Tapi dibalik semua me-me itu, kita juga akan di-di, dikenal, diajak bicara, ditemani, dihargai, dihormati, diperhatikan, dikasih kado kalo ultah :D, dan banyak di-di yang lain itu kalau kita punya 1 orang teman. Bayangkan kalau teman kita 10, 100 atau bahkan seribu. Maka,di balik me-me yang kita lakukan,dibalik banyaknya urusan karena teman tadi,kita akan menerima keuntungan di-di itu tadi.
Kenapa keuntungan? Karena menurut hakikatnya, manusia itu disamping makhluk individu,jg adalah makhluk sosial dimana dia butuh orang lain untuk hidup. Manusia butuh manusia lain untuk menjalani kodratnya. Diberi mulut untuk berbicara, telinga untuk mendengarkan orang lain. Diberi mata untuk melihat dan diberi indera-indera yang lain untuk menjalani hidupnya : membutuhkan orang lain.
Dari yang aku lakukan, aku amati dan aku renungkan. Kita harus me dulu sebelum di, kita harus menghormati orang lain kalau kita ingin dihormati orang. Harus menghargai kalau ingin dihargai.
Tapi apakah semudah itu? Apakah sematematis itu? Kalo kita menghormati seseorang lantas orang tersebut akan menghormati kita? Kalau kita memperhatikan orang lantas otomatis orang tersebut akan memperhatikan kita? Jawabanya tidak kawan,tidak sesederhana itu. Hidup penuh dengan ketidakpastian. Rahasia pasti itu sudah ada yang meng-haq-i. Dan kalau hidup sesederhana dan sepasti itu, ga akan asyik, ga seru! Ga akan ada yang namanya gagal, patah hati, sukses, berhasil, sedih, bahagia, ga akan ada orang pinter, bodoh, waduh bosen banget pastinya..dan kalau seperti itu, mana mungkin manusia jadi pemimpin di dunia ini?
Oleh karena itu, manusia juga diberi hati untuk merasakan. Nafsu untuk menyemangati. Selain raga manusia juga diberi jiwa. Dianugerahi keanekaragaman. Sehingga nantinya me-me dan di-di tadi menjadi saling. Wah makin banyak saja nih urusannya :D tapi dijamin makin indah dunia! Dalam hidup kita saling menghormati,saling menghargai dan saling2 yang lain.
Tapi ada lagi yang bisa membuat hidup lebih indah dan bermakna. Yaitu saat kita tulus dalam me-me tadi, jadi ketika kita menerima di-di, kita akan merasa sangat bahagia dan bersyukur sekecil apapun itu. Kita sudah menghormati dia, sudah membantunya, sudah menraktirnya, sudah membaik2inya dengan harapan dia juga bersikap seperti itu juga,tapi dia cuek bahkan memusuhi kita,betapa tidak adilnya..kurang ajar! Tidak tau terima kasih! Apa sih yang kurang dari aku? Halah.. Hehe..
Kembali, manusia tidak sempurna, ada hati, ada nafsu, ada otak, ada khilaf, ada rasa dan keanekaragaman. Kalau kita tulus, kita akan menjadi positif. Sakit hati itu ada, kecewa itu pasti. Tapi kalau kita tulus dan legowo,cukup dengan helaan nafas dan renungan,kita akan bisa tersenyum dan kembali positif.
Lalu kenapa whats friend are for? Karena dengan berteman, bergaul kita akan belajar tentang semua itu, patah hati, terhina,kecewa, susah, bahagia, bergembira, sukses, bahagia dan menjadi kuat.
Banyak teman banyak urusan? Absolutely, dengan punya urusan kita belajarkan?
Belajar untuk jadi pemimpin, menjadi khalifah ;)
[satu lagi kesoktauanku :D semoga bermanfaat]
No comments:
Post a Comment