Beberapa bulan ini, merasa menjadi ibu dan istri yang buruk bagi ayah dan kakak. Apalagi beberapa minggu ini, dan mencapai puncaknya hari ini. Memang ada berita bahagia di balik itu semua, tapi rasanya tetap tidak adil dengan segala sesuatunya.
Kehamilan kedua, tidak pernah menyesalinya, dengan segala efek yang terasa. Mabuk sampai tri semester ketiga, stamina menurun drastis, kerjaan yang tiada habisnya, tesis yang terbengkalai, masalah keuangan keluarga dan tetap harus berusaha tersenyum di atas semua itu. Membutuhkan effort yang tidak ringan. Above all, maintain level stres lah yang menjadikan semua tricky. Ditambah dengan tekanan darah yang lumayan tinggi dan protein urin yang positif, entah apa yang membuat bisa bertahan sejauh ini. Hanya Allah yang bisa.
Hari ini, ngomel ke kakak hanya untuk masalah sepele. Sepele jika dibanding dengan pencapaiannya, kedewasaan yang dperlihatkannya, keceriaannya yang meluluhkan hati. Sedangkan dia cuma minta dibikinkan bronis dengan taburan keju di atasnya. Dia cuma kebanyakkan membuat susu. Ya Allah, ibu macam apa ini???
Maafkan ibun kak... ibun ingin memelukmu, meminta maaf, ibun sudah menjadi ibu yang tidak adil padamu. Adikmu bukan alasan untuk tidak memperhatikanmu, menjadi ibu yang baik untukmu. Engkaulah permata hati ibun, hanya satu, ijinkan ibun untuk bisa mengertimu. I love you kakak...